apa buktinya bahwa bangsa indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif????
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: VI
Mata Pelajaran: PPKN
Materi: Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional
Kata Kunci: Politik luar negeri Bebas Aktif
Pembahasan:
Bukti bahwa bangsa indonesia menganut politik luar negeri Bebas Aktif:
1. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Konferensi ini adalah pertemuan antara negara-negara benua Asia dan benua Afrika. Pada waktu itu, negara-negara dibenua asia dan afrika banyak yang baru merdeka, termasuk Idonesia yang baru 10 tahun lepas dari penjajahan.
Negara-negara tersebut berkumpul untuk menghasilkan beberapa kesepakatan, terutama komitmen untuk saling menajaga kemerdekaan dan mendukung dekolonisasi, atau pemerdekaan daerah jajahan negara-negara Eropa di benua Asia dan Afrika.
2. Ikut aktif dalam organisasi internasional
Indonesia harus terus aktif dalam organisasi-organisasi internasional. Misalnya adalah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara), dan OKI (Organisasi Konferensi Islam).
Dengan ikut serta dalam organsiasi ini, Indonesia dapat meningkatkan hubungan dengan negara sesama anggota, serta ikut serta pada kegiatan yang pada giliranya dapat berkontribusi pada perdamaian dunia.
3. Ikut serta membentuk ASEAN
Bersama dengan negara-negara tetangga Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, Indonesia menandatangi Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 untuk meningkatkan kerjasama di Asia Tenggara.
4. Ikut serta dalam misi penjaga perdamaian PBB
Pasukan Garuda yang merupakan pasukan penjaga perdamaian (peacekeeping force) dibawah arahan PBB merupakankontribusi penting Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Pasukan ini ikut serta dalam berbagai misi seperti di Sudan dan Lebanon. Karena itu, Pemerintah harus terus mempertahankan keikutsertaan pasukan Garuda ini.
5. Membantu memediasi berakhirnya konflik internasional
Indonesia pernah menjadi mediator dalam rangka membantu penyelesaian konflik internasional. Misalnya, untuk membantu menghentikan perang saudara di Kamboja, Indonesia menjadi tuan rumah serangkaian pertemuan yang disebut Jakarta Informal Meetings pada tahun 1988 dan 1989. Pertemuan ini membantu menghasilkan kesepakatan antara berbagai pihak yang berperang di Kamboja dan pengehntian interfensi Vietnam di negara ini.