B. Indonesia

Pertanyaan

contoh pidato tema membangun massa depan sejak dini

2 Jawaban

  • Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh. Pada siang yang cerah ini di tempat ini kita dapat berkumpul dengan keadaan sehat wal afiat hal ini dikarenakan oleh rahmat yang diberikan Allah Swt.

    Siang ini saya akan membahas tentang masa depan anak cucu kita. Dewasa ini banyak anak yang salah memilih pergaulan, tentu hal ini akan memgakibatkan rusaknya generasi di masa yang akan datang. Kita sebagai orang tua harus mendidik anak kita dengan baik, memantau kegiatan anak, dan mengontrol penggunaan internet.

    Masa depan bangsa berada di tangan anak cucu kita, maka dari itu kita harus berusaha membentuk karakter anak menjadi anak yang berprestasi, unggul dalam segala hal, patuh terhadap peraturan, dan sebagainya. Dengan itu masa depan anak cucu kita akan terjamin dengan baik.

    Masa depan bangsa tergantung dengan sikap anak-anak. Oleh karena itu bangunlah masa depan anak cucu kita sejak dini. Sekian dari saya.. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
  • Judul pidato: Mendidik Anak Usia Dini untuk Membangun bangsa.

    Alhamdulillah ...

    Kita ucapkan puji syukur kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, dan yang telah mendidik kita dengan kehidupan yang penuh pelaran setiap hari.

    Dan, tidak lupa kami sampaikan juga pujian terimakasih kepada semua yang hadir atas perhatian dan ketulusan hati untuk memenuhi undangan ini, semoga kehadiran kita semua di tempat ini mendapatkan berkah dan manfaat untuk meningkatkan kinerja dalam tugas yang mulia sebagai guru untuk anak-anak didik yang kita cintai.

    Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang sangat menentukan masa depan bangsa. Ini karena anak-anak usia dini adalah ibarat lembaran kertas putih yang bersih, kosong dari goresan kehidupan, suci dari apapun. Mereka merupakan calon-calon pemimpin bangsa di masa depan, sehingga apa yang kita jarkan kepada mereka hari ini akan mewarnai wajah bangsa kita di masa depan.

    Mari kita sadari dalam-dalam, kita insafi dengan sungguh-sungguh, betapa lembaran kertas yang suci itu merupakan lembar-lembar sejarah yang kosong. Di dalam lembar-lembar sejarah yang kosong itulah pekerjaan kita sehari-hari untuk menuliskan isinya melalui pendidikan kepada anak-anak didik kita. Akankah lembar-lembar kosong itu akan kita coret dengan goresan tak bermakna atau kita isi dengan tulisan yang baik, di tangan kitalah pena itu tergenggam.

    Kitahuilah Bapak Ibu hadirin yang berbahagia ... Anak-anak usia dini yang kita ibaratkan seperti lembaran kertas kosong itu, mereka lebih mendengarkan apa yang dikatakan gurunya dari apa yang dikatakan oleh kedua orangtuanya. Ini adalah sebuah fakta yang menarik, bahwa ternyata anak-anak usia dini menganggap guru adalah dewa penerang, penyuluh kehidupan, pedoman bagi kehidupan.

    Sehingga kebaikan yang mereka anggap baik adalah apa yang dikatakan oleh gurunya baik, demikian keburukan bagi mereka adalah apa yang dikatakan oleh gurunya sebagai suatu yang buruk.

    Semoga kita semua benar-benar menyadari akan pentingnya peran kita bagi kehidupan mereka di masa depan. Semoga kita semakin memahami peran kita yang bukan sekedar mengajak mereka bernyanyi dan hanya untuk melerai mereka ketika bertengkar, bukan sekedar mengenalkan huruf dan angka-angka, tetapi kita bekerja untuk membentuk karakter bangsa ini di masa depan.Tentu ini bukanlah tugas yang ringan, bukan tugas biasa, tetapi benar-benar tugas besar yang luar biasa.

    Bapak dan Ibu, para hadirin yang berbahagia ... Kita semua tentu masih ingat dengan pepatah yang mengatakan, belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di waktu dewasa seperti mengukir di atas air.

    Semoga pepatah ini senantiasa kita ingat ketika kita ada di depan mereka, karena apa saja yang kita ajarkan kepada mereka benar-benar akan melekat selamanya, akan terus terbawa ke masa depan, kepada kehidupan mereka kelak.

    Kiranya di akhir pidato sambutan saya ini, perlu kami hadiahkan kabar baik kepada semua hadirin yang telah hadir dalam acara ini. Kabar baik itu datang dari seorang Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW. Beliau mengabarkan bahwa salah satu dari tiga amal yang tidak putus pahalanya ketika kita mati itu adalah ilmu yang bermanfaat.

    Patut kita jaga dengan baik peran kita sebagai pendidik, karena jerih payah yang kita lakukan setiap hari ini akan menjadi amal yang pahalanya terus mengalir hingga kita berada di alam kubur.

    Bapak dan ibu, para hadirin yang berbahagia ... Kiranya kabar gembira itu cukup untuk menjadi motivasi kerja kita dalam menjalankan tugas mengajar anak-anak usia dini. Semoga pidato singkat ini membawa manfaat yang panjang dan keberkahan yang luas. Amiin ya rabbal ‘alamiin ...

Pertanyaan Lainnya