sebutkan perang-perang yang terjadi akibat terbentuknya negara madinah?
B. Arab
yna0
Pertanyaan
sebutkan perang-perang yang terjadi akibat terbentuknya negara madinah?
2 Jawaban
-
1. Jawaban Tarisae
perang badar,perang uhud,perang ahzab atau khondak,perang hunain,perang tabuk. -
2. Jawaban gibranabrani234
memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Perang pertama yang sangat menentukan masa depan negara Islam ini adalah perang Badar, yaitu perang antara kaum muslim dengan musyrik Quraisy. Pada tanggal 8 Ramadhan tahun 2 Hijriyah, Nabi bersama 305 orang muslim bergerak ke luar kota membawa perlengkapan yang sederhana. Di daerah Badar, kurang lebih 120 km dari Madinah, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy yang berjumlah 900 sampai 1000 orang.
Nabi sendiri yang memegang komando dalam perang ini dan kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Namun orang-orang Yhdi Madinah merasa tidak senang, mereka tidak sepenuh hati menerima perjanjian yang telah dibuat antara mereka dengan Nabi.
Tidak lama setelah perang tersebut, Nabi menandatangani sebuah piagam perjanjian dengan beberapa suku Badui yang kuat. Suku Badui ini ingin sekali menjalin hubungan dengan Nabi setelah melihat kekuatan Nabi semakin meningkat.
Selain itu, setelah perang Badar, Nabi juga menyerang suku Yhdi Madinah, Qainuqa, yang berkomplot dengan orang-orang Mekah. Orang-orang Yhdi ini akhirnya meninggalkan Madinah menuju Adhri'at di perbatasan Syiria.
Bagi kaum Quraisy Mekah, kekalahan dalam perang Badar merupakan pukulan berat. Mereka berniat untuk membalas dendam. Pada tahun 3 Hijriyah, mereka berangkat menuju Madinah dengan membawa tidak kurang dari 3.000 pasukan berkendara unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Whalid, 700 orang diantara mereka memakai besi.
Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan 1.000 orang. Namun, baru saja melewati batas kota, Abdullah bin Ubay, seorang munafik dengan 300 orang Yhdi, membelot dan kembali ke Madinah. Mereka melanggar perjanjian dan disiplin perang.
Meskipun demikian dengan 700 orang pasukan yang tertinggal, Nabi melanjutkan perjalanan beberapa kilometer dari kota Madinah, tepatnya di bukit Uhud, kedua pasukan bertemu. Perang dahsyat pun berkobar. pertama-tama prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur tentara musuh yang lebih besar itu.
Pasukan berkuda yang dipimpin Khalid bin Walid gagal menembus benteng pasukan pemanah Islam. Dengan disiplin yang tinggi dan dan strategi perang yang jitu, pasukan yang lebih kecil itu ternyata mampu mengalahkan pasukan yang lebih besar. Kemenangan yang sudah di ambang pintu ini tiba-tiba gagal karena godaan harta peninggalan musuh.
Prajurit Islam mulai memungut harta rampasan perang tanpa menghiraukan gerakan musuh, termasuk didalamnya anggota pasukan pemanah yang telah diperingatkan Nabi agar tidak meninggalkan posnya.
Kelengahan kaum Muslimin ini dimanfaatkan dengan baik oleh musuh. Khalid bin Walid berhasil melumpuhkan pasukan pemanah Islam, dan pasukan Quraisy yang tadinya sudah kabur berbalik menyerang. Pasukan Islam menjadi porak-poranda dan tak mampu menangkis serangan tersebut. Satu persatu pahlawan Islam gugur, bahkan Nabi sendiri terkena serangan musuh.
Perang ini berakhir dengan 70 orang pejuang Islam Syahid di medan laga. Penghianatan Abdullah bin Ubay dan Yhdi di ganjar dengan tindakan tegas. Bani Nadir, yaitu satu dari dua suku Yhdi di Madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay diusir ke luar kota. Sebagian besar mereka mengungsi ke Khaibar, sedangkan suku Yhdi lainnya, yaitu Bani Quraizah masih tetap di Madinah.
Masyarakat Yhdi yang mengungsi ke Khaibar itu kemudian menjalin kerjasama dengan masyarakat Mekah untuk menyusun kekuatan bersama guna menyerang Madinah. Mereka membentuk pasukan gabungan yang terdiri atas 24 ribu orang tentara. Di dalamnya juga bergabung beberapa suku Arab lain.
Mereka bergerak menuju Madinah pada tahun ke-5 Hijriah. Atas usul Salman Al-Farisi, Nabi memerintahkan umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Setelah tentara sekutu tiba, mereka tertahan oleh parit itu. Namun, mereka mengepung Madinah dengan mendirikan kemah-kemah di luar parit hampir sebulan lamanya.
Perang ini disebut perang Ahzab (sekutu beberapa suku) atau perang Khandaq (parit). Dalam suasana kritis ini, orang-orang Yhdi Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka'ab bin Asad berkhianat. Hal ini makin membuat umat Islam terjepit.
Setelah sebulan pengepungan, angin dan badai turun amat kencang menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa membawa hasil apapun. Sementara itu, pengkhianatan-pengkhianatan Yhdi Bani Khuraizah dijatuhi hukuman berat, yaitu hukuman mati.