B. Indonesia

Pertanyaan

isi puisi karya toto sudarto bachtiar

2 Jawaban

  • kumpulan puisi toto sudarto
    GADIS PEMINTA-MINTA
    Oleh :
    Toto Sudarto Bachtiar

    Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
    Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
    Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
    Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

    Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
    Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
    Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
    Gembira dari kemayaan riang

    Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
    Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
    Jiwa begitu murni, terlalu murni
    Untuk bisa membagi dukaku

    Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
    Bulan di atas itu, tak ada yang punya
    Dan kotaku, ah kotaku
    Hidupnya tak lagi punya tanda

    Memahami Puisi, 1995
    Mursal Esten

    ——————————————-

    IBU KOTA SENJA
    Oleh :
    Toto Sudarto Bachtiar

    Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
    Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi
    Di sungai kesayangan, o, kota kekasih
    Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi
    Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan

    Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
    Mengarungi dan layung-layung membara di langit barat daya
    0, kota kekasih
    Tekankan aku pada pusat hatimu
    Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu

    Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia
    Sumber-sumber yang murni terpendam
    Senantiasa diselaputi bumi keabuan
    Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
    Menunggu waktu mengangkut maut

    Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana
    Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
    Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari
    Serta keabadian mimpi-mimpi manusia

    Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
    Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
    Antara kuli-kuli yang kembali
    Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan

    Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa
    Di bawah bayangan samar istana kejang
    Layung-layung senja melambung hilang
    Dalam hitam malam menjulur tergesa

    Sumber-sumber murni menetap terpendam
    Senantiasa diselaputi bumi keabuan
    Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas
    0, kota kekasih setelah senja
    Kota kediamanku, kota kerinduanku

    Memahami Puisi, 1995
    Mursal Esten


    ——————————————————————-

    ODE I
    Oleh :
    Toto Sudarto Bahtiar

    katanya, kalau sekarang aku harus berangkat
    kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat
    aku besok bisa mati, kemudian diam-diam
    aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam

    malam begini beku, dimanakah tempat terindah
    buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah
    O, tanah
    tanahku yang baru terjaga

    malam begini sepi dimanakah tempat yang terbaik
    buat peluru pistol di balik baju cabik
    0, tanah di mana mesra terpendm rindu
    kemerdekaan yang mengembara kemana saja

    ingin aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya
    engkau pada pilar derita, megah napasku di gang tua
    menuju kubu musuh di kota sana
    aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak

    mungkin pacarku kan berpaling
    dari wajahku yang terpaku pada dinding
    tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga
    di tengah malam yang begini beku

    teringat betapa pernyataan sangat tebalnya
    coretan-coretan merah pada tembok tua
    betapa lemahnya jari untuk memetik bedil
    membesarkan hatimu yang baru terjaga

    Kalau serang aku harus ergi, aku hanya tahu
    kawan-kawanku akan terus maju
    tak berpaling dari kenangan pada dinding
    O, tanah dimana tempat yang terbaik buat hati dan hidupku

    ODE II
    Oleh :
    Toto Sudarto Bahtiar

    dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
    dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
    dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
    dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat

    berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta
    atau menangis sedikit saja
    buat sumpah yangtergores pada dinding-dinding
    yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati

    atau buat apa saja yang dicintai dan gagal
    atau buat apa saja
    yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
    dan menampak jalan yang masih panjang

    dengar, hari ini ialah hari hatiku yangmemanggil
    mata-mata yang berat mengandung suasana
    membersit tanya pada omong-omong orang lalu
    mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu

    dengarlah, o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya
    tempat terbaik buat dia
    ialah hatimu yang kian merah memagutnya
    kala hdia terbaring di makam senyap pangkuanmu *
  • TENTANG KEMERDEKAAN
    Oleh :
    Toto Sudarto Bahtiar

    Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara 
    janganlah takut kepadanya

    Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara 
    janganlah takut padanya

    Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra 
    Bawalah daku kepadanya

Pertanyaan Lainnya